Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
JOM LAYPARK !!!! Life and Relationship|Joke and Humor|Fun Test|Ghost Story|Travel and Tour|Car and Motorcycle|DIY Section|Hobby and Recreation|Language and Communication|Hacking Tutorial|Computer and
Posts : 65 Join date : 23/07/2011 Age : 31 Location : Malaysia
Subject: Misteri Lampu Zaman Mesir Kuno Mon Jul 25, 2011 10:06 am
Menurut pandangan masyarakat umum(terkecuali Inesen), masa peradaban-peradaban kuno ribuan bahkan jutaan tahun lalu , merupakan masa peradaban yang sangat jauh dari kesan kecanggihan teknologi serta penguasaan ilmu pengetahuan yang mendalam , tidak sedalam dengan penguasaan IPTEK manusia masa kini(singkatnya : masih terbelakang alias primitif).
Namun, penemuan saintis dan ahli arkeologi sejak beberapa tahun belakangan ini seolah-olah menghilangkan pandangan umum bahwa peradaban-peradaban masa silam adalah peradaban-peradaban yang terbelakang, penguasaan ilmu pengetahuan yang masih payah dan memiliki kesan yang jauh dari teknologi.
Malahan , para saintis kini semakin kebingungan memikirkan penemuan artifak-artifak purba yang menjurus kepada kenyataan bahwa peradaban-peradaban kuno sebenarnya sudah begitu maju dari segi sains dan teknologi malah mungkin lebih futuristik daripada zaman sekarang!
Kenyataan itu memang sukar dipercayai karena tolak ukur era perkembangan sains dan teknologi baru bermula sekitar 200 tahun lalu dan teknologi komputer berasaskan elektronik baru mulai sekitar tahun 1940-an. Akan tetapi, artifak purba serta catatan kuno yang berhasil ditemukan para arkeologi justru menceritakan sebaliknya - masyarakat zaman purba sudah memiliki teknologi hebat serta maju dalam berbagai bidang terutama sains. Penemuan-penemuan arkeologi yang mengagumkan seperti penemuan jantung buatan yang berhasil ditemukan pada suatu mumia dari masa peninggalan peradaban Mesir kuno contohnya , bukankah itu merupakan suatu bukti konkrit bahwa peradaban mesir kuno pada ribuan tahun silam telah menguasai ilmu sains dan kedokteran setinggi itu.
Padahal kita ketahui , sejarah ilmu kedoktoran pada masa kini baru mampu memperkenalkan konsep jantung buatan pada beberapa puluh tahun lalu , tetapi dari penemuan diatas tadi diketahui jantung buatan ternyata telah diperkenalkan sejak 5000 tahun silam. Selain itu , ada beberapa temuan yang menunjukkan bahwa masa sebelum masihi manusia telah mengenal peralatan-peralatan elektronik .Contohnya penemuan artifak "The Baghdad Battery" yang pernah aku bahas di blog ini , bukankah itu juga merupakan salah satu peralatan elektrik masa silam yang berhasil ditemukan. Tentunya kedua artifak tersebut mungkin belumlah cukup untuk membuktikan teori "ancient electricity" yang dikemukakan oleh beberapa pakar seperti Daniken. Tapi tahukah teman-teman , bahwa sudah cukup banyak temuan yang mampu dijadikan bukti bahwa peradaban manusia masa sebelum masehi telah mengenal elektronik maupun peralatan elektronik?
Salah satu penemuan yang cukup popular adalah temuan relik-relik yang menggambarkan semacam alat penerangan berupa bola lampu pijar kuno , kalau dibandingkan dengan bentuk lampu pijar pertama temuan Thomas Alva Edison , mungkin tidak jauh berbeza bentuknya atau mungkin malah kegunaannya juga tidak jauh berbeza.
Relik lainnya di kuil Dendera
Berawal dari para arkeologi yang terkesan dengan kerapian penyusunan interior dan keindahan relik lukisan dinding-dinding di dalam piramid Mesir.Lalu kemudian mereka menyadari, bahwa tanpa adanya alat penerangan maka bagaimana para pekerja maupun senimannya dapat melakukan pekerjaannya?
Jika demikian, maka seharusnya ada alat penerangan. Tetapi yang membingungkan mereka adalah tak pernah ditemukan adanya arang atau bekas-bekas sisa pembakaran api sebagaimana lazimnya alat penerangan kuno (obor, lilin, lampu minyak). Lantas teknik penerangan apa yang mereka gunakan pada masa itu?
Di dalam suatu ruang di bawah Kuil Dendera, sebuah kuil yang terletak di sebelah selatan Luxor (Mesir) dan dibangun oleh firaun Mesir untuk memuja Dewi Hathor pada 4.200 tahun yang lalu, terdapat relik-relik yang menggambarkan semacam alat penerangan berupa bola lampu lonjong berukuran besar.
Bagian kepala bola lampu disangga oleh dudukan dengan per pegas yang tampaknya dapat berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan arah (sorotan) lampu. Sedangkan bagian ujung lainnya terhubung dengan semacam paip melengkung ke kotak dasar alat penerangan tersebut. Walaupun seandainya gambar tersebut merupakan simbol, tetapi bagaimana masyarakat pada masa itu dapat membuat design teknik semacam itu?
Yang cukup hebat adalah ketika Erich Von Daniken bersama beberapa pasukan saintis lainnya berhasil menciptakan sebuah replika bola lampu yang benar-benar ditiru dari design relik di temple Dendera itu.
Eksperimen ini mereka lakukan untuk mengetahui kegunaan sebenarnya dari benda yang dipegang oleh Sang Fir'aun tersebut , apakah benar-benar merupakan semacam alat penerangan , atau hanya sebatas simbol semata.
Sebelumnya , mereka terlebih dahulu harus bisa mengidentifikasi beberapa simbol objek dalam relik-relik itu sebagai penuntun dalam pembuatannya. Dari beberapa sumber yang didapati, inilah hasil identifikasi dari setiap objek-objek dalam relik tersebut :
Petunjuk: 1)Ketua Paderi 2)Zarah Terion(cahaya) 3)Pembebasan Elektron (ular) 4)Soket Lampu (bunga teratai) 5)Kabel (batang teratai) 6)Dewa Angin 7)Isolator (menara bertunjang) 8)Pembawa Cahaya Tot dan Pisau 9)Simbol untuk Elektrik 10)Kutub Berlawanan (Haarpolarität +) 11)Penyimpanan Tenaga (electrostatic Generator?)
Mau tahu hasil dari ekspresimen Daniken ini? , biar teruja skit , mainkan video singkat dibawah ini :
Beberapa Penemuan "Mirip" Lainnya :
Tahun 1601, seorang pendeta dan pencatat perjalanan para pelaut penjelajah Sepanyol bernama Barco Centenera memberitakan tentang sebuah kota di tengah belantara Amerika Selatan yang dihuni penduduk Inca bernama El Gran Moxo, dekat hulu Rio (sungai) Paraguai, bagian tengah Matto Grosso (kini adalah sebelah barat kota Diamantino) yang memiliki sebuah ‘bulan†(bola lampu) menakjubkan di atas sebuah tiang setinggi 7,75 meter. Bola lampu ini berdiameter sekitar 10 kaki dan bersinar sangat terang.
Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terpencil di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa ‘bulan†yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari.